Payakumbuh — Menyikapi adanya laporan keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) terkait pemblokiran kartu keluarga sejahtera (KKS) oleh Bank BRI sebagai pihak penyalur bantuan, Kepala Dinas Sosial, Irwan Suwandi dan jajaran melakukan audiensi dengan Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Payakumbuh. Pertemuan berlangsung di Kantor BRI Cabang Payakumbuh, Selasa (23/7).

“Hari ini kami sengaja beraudiensi dengan pimpinan BRI Cabang Payakumbuh karena adanya laporan sejumlah KPM PKH yang mengaku rekening KKS nya diblokir pihak bank karena ada tunggakan pinjaman,” ujar Kadis Sosial, Irwan Suwandi pasca pertemuan.

Dikatakan, dalam pertemuan tersebut pihaknya menyampaikan regulasi terkait larangan pemblokiran kartu KKS KPM PKH oleh pihak penyalur, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok warga miskin penerima Bansos.

“Apapun alasannya, rekening KKS KPM PKH tidak boleh diblokir, karena ia menjadi rekening penampung bagi warga miskin penerima Bansos. Jika dikaitkan dengan kredit macet yang mereka alami di bank tersebut, hal itu tidak bisa dijadikan alasan pemblokiran, sebab hal itu dua ranah yang berbeda,” terang mantan Camat Payakumbuh Timur tersebut.

Sementara, Pimpinan BRI Cabang Payakumbuh, Rian mengatakan, pihaknya memahami regulasi tersebut. Terkait adanya laporan pemblokiran kartu KKS yang dilakukan pihaknya, dirinya mengaku hanya untuk menstimulan agar nasabah penerima PKH tadi muncul dan mendatangi mereka.

“Kita tidak blokir permanen. Tujuan kita hanya agar mereka muncul dan datang ke kami karena bantuannya belum bisa cair. Karena selama ini, mereka bak hilang ditelan bumi ketika kredit mereka macet. Susah melacak mereka. Makanya kita coba menunda pencairan agar mereka mendatangi kami, sehingga bisa sekalian mengkomunikasikan bagaimana jalan keluar untuk kredit macet mereka,” beber Rian.

Kedepan, Rian memastikan bahwa kasus pemblokiran tersebut tidak akan terjadi, dan pihaknya berharap Dinas Sosial turut membantu agar KPM PKH yang menunggak dapat mendatangi pihaknya agar bersama-sama mencari jalan keluar terkait tunggakan kredit.

“Kalau mereka belum mampu bayar, kan banyak jalan. Bisa restrukturisasi hutang dan jalan lainnya. Yang penting mereka jangan hilang. Kan kami jadi susah juga, sebab duit yang macet itu juga duit nasabah lain yang rajin menabung. Jadi tolong bantuannya juga agar mereka sadar dengan kewajibannya,” pungkas Rian. (*)


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *